Profil Desa Kateguhan
Ketahui informasi secara rinci Desa Kateguhan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Kateguhan, Sawit, Boyolali. Jelajahi potensinya sebagai lumbung padi yang tangguh, pusat inovasi budidaya jamur tiram, serta desa agribisnis produktif yang berada di kawasan strategis selatan Boyolali.
-
Lumbung Padi Utama
Merupakan salah satu desa andalan penghasil padi di Kecamatan Sawit berkat dukungan lahan subur dan sistem irigasi teknis yang mapan.
-
Pusat Inovasi Budidaya Jamur Tiram
Dikenal sebagai klaster UMKM budidaya jamur tiram yang inovatif dan menjadi sumber ekonomi alternatif yang signifikan bagi warga.
-
Ketangguhan dan Daya Juang Masyarakat
Sesuai dengan namanya, "Kateguhan," desa ini merefleksikan semangat keteguhan warganya dalam menjaga tradisi agraris sekaligus berinovasi dalam agribisnis modern.
Nama "Kateguhan" yang melekat pada sebuah desa di Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, bukanlah sekadar penanda geografis. Nama tersebut, yang bermakna keteguhan atau kekokohan, seolah menjadi cerminan dari karakter dan semangat warganya. Desa Kateguhan merupakan perwujudan dari keteguhan dalam menjaga tradisi sebagai salah satu lumbung padi utama di kawasan selatan Boyolali. Namun di saat yang sama, desa ini menunjukkan keteguhan dalam beradaptasi dan berinovasi dengan mengembangkan agribisnis modern yang kian menggeliat, yakni budidaya jamur tiram. Profil Desa Kateguhan ialah sebuah kisah tentang komunitas yang kokoh berakar pada tanah, namun tak ragu merentangkan daunnya menyambut peluang-peluang baru.
Geografi, Demografi dan Fondasi Agraris
Desa Kateguhan secara administratif terletak di Kecamatan Sawit, sebuah wilayah yang dikenal sebagai salah satu sentra pertanian penting di Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya berada di dataran rendah yang subur, dialiri oleh jaringan irigasi teknis yang terorganisir dengan baik. Kondisi geografis inilah yang menjadi fondasi utama bagi Kateguhan untuk memantapkan posisinya sebagai desa agraris yang produktif.Luas wilayah Desa Kateguhan yaitu sekitar 2,83 kilometer persegi. Wilayahnya berbatasan dengan beberapa desa lain di dalam dan di luar Kecamatan Sawit. Di sebelah utara, berbatasan dengan Desa Cepokosawit. Di sebelah timur, bersebelahan dengan Desa Karangduren. Sementara di sisi selatan, berbatasan dengan Desa Manjung (Kecamatan Sawit), dan di sebelah barat, berbatasan dengan Desa Tegalrejo (Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten).Berdasarkan data kependudukan resmi, Desa Kateguhan dihuni oleh 3.980 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduknya mencapai 1.406 jiwa per kilometer persegi. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, namun dalam beberapa tahun terakhir, diversifikasi profesi ke sektor wirausaha agribisnis menunjukkan tren yang terus meningkat.
Lumbung Padi: Keteguhan Menjaga Ketahanan Pangan
Pilar utama yang menopang kehidupan dan perekonomian Desa Kateguhan sejak dahulu kala ialah pertanian padi. Hamparan sawah yang terorganisir dalam sistem terasering landai mendominasi lanskap desa, menciptakan pemandangan yang menyejukkan. Dukungan irigasi teknis yang mengalir sepanjang tahun memungkinkan para petani untuk mencapai intensitas tanam yang tinggi, seringkali hingga tiga kali panen dalam setahun.Produktivitas yang konsisten ini menjadikan Desa Kateguhan sebagai salah satu desa lumbung padi andalan, tidak hanya untuk Kecamatan Sawit tetapi juga untuk Kabupaten Boyolali secara keseluruhan. Para petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) secara aktif menerapkan teknologi pertanian modern, mulai dari pemilihan bibit unggul, metode tanam jajar legowo, hingga penggunaan pupuk berimbang.Bagi masyarakat Kateguhan, bertani padi bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga bagian dari tradisi dan warisan budaya. Keteguhan mereka dalam menggarap sawah merupakan wujud nyata dari upaya menjaga kedaulatan dan ketahanan pangan yang dimulai dari lingkup desa.
Inovasi Jamur Tiram: Agribisnis di Ruang Terbatas
Di tengah dominasi pertanian padi yang membutuhkan lahan luas, masyarakat Desa Kateguhan menunjukkan semangat inovasi yang luar biasa dengan mengembangkan budidaya jamur tiram. Agribisnis ini menjadi solusi cerdas untuk meningkatkan pendapatan di tengah semakin terbatasnya kepemilikan lahan. Budidaya jamur tidak memerlukan area yang luas; cukup dengan membangun kumbung (rumah jamur) di pekarangan rumah, warga sudah bisa memulai usaha.Geliat UMKM jamur tiram di Kateguhan berkembang pesat. Banyak warga, baik secara perorangan maupun berkelompok, yang kini menjadi produsen jamur tiram segar. Mereka juga telah menguasai teknik pembuatan baglog, yaitu media tanam jamur, sehingga mampu menekan biaya produksi dan bahkan menjualnya ke pembudidaya lain."Budidaya jamur tiram ini sangat membantu ekonomi keluarga. Panennya bisa hampir setiap hari dan pasarnya jelas. Ini menjadi tambahan penghasilan yang sangat berarti di luar hasil panen padi yang sifatnya musiman," ungkap seorang pembudidaya jamur tiram di desa tersebut.Lebih dari itu, inovasi tidak berhenti pada penjualan jamur segar. Sebagian warga telah mulai mengembangkan produk olahan seperti keripik jamur, nugget jamur, dan sate jamur, yang memberikan nilai tambah signifikan. Keberhasilan ini menunjukkan daya adaptasi dan kreativitas masyarakat Kateguhan dalam menangkap peluang pasar.
Sinergi Ekonomi dan Peran Kelembagaan Desa
Pemerintah Desa Kateguhan memainkan peran aktif sebagai fasilitator dalam mendukung diversifikasi ekonomi warganya. Melalui berbagai program, pemerintah desa mendorong sinergi antara sektor pertanian utama dengan UMKM yang sedang berkembang. Misalnya, pemanfaatan dedak padi, salah satu hasil sampingan dari penggilingan gabah, dapat digunakan sebagai campuran media tanam baglog jamur.Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kateguhan juga diarahkan untuk menjadi motor penggerak ekonomi. Pembentukan unit usaha yang fokus pada pemasaran produk-produk unggulan desa, baik beras berkualitas maupun jamur tiram dan olahannya, menjadi salah satu agenda prioritas. Selain itu, kelembagaan desa seperti kelompok tani dan kelompok wirausaha terus diperkuat melalui pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia. Di samping dua pilar utama tersebut, sektor peternakan seperti budidaya bebek yang terintegrasi dengan ekosistem sawah juga turut memberikan kontribusi bagi perekonomian desa.
Penutup: Visi Kateguhan sebagai Desa Agribisnis yang Tangguh dan Inovatif
Desa Kateguhan adalah manifestasi dari arti namanya. Keteguhan dalam menjaga tradisi sebagai lumbung padi berpadu secara harmonis dengan keteguhan dalam merangkul inovasi agribisnis jamur tiram. Desa ini berhasil membuktikan bahwa pertanian konvensional dan wirausaha modern dapat berjalan beriringan, saling melengkapi, dan menciptakan model ekonomi pedesaan yang tangguh. Dengan semangat yang terus menyala, Desa Kateguhan memiliki visi besar untuk menjadi desa percontohan agribisnis yang tidak hanya produktif dan mandiri secara pangan, tetapi juga inovatif dan berdaya saing tinggi.
